Kerangka adalah mukjizat rekayasa tersendiri, yang merupakan sistem
bangunan pendukung tubuh. Kerangka melindungi organ-organ utama seperti otak,
jantung dan paru-paru, dan mewadahi organ-organ bagian dalam. Kerangka
melengkapi tubuh manusia dengan kemampuan bergerak yang unggul, yang tidak
dapat ditiru oleh mekanisme tiruan apa pun. Jaringan tulang bukanlah anorganik
sebagaimana yang disangka orang. Jaringan tulang adalah tempat penyimpanan
mineral pada tubuh yang terdiri atas berbagai mineral penting seperti kalsium
dan fosfat. Sesuai dengan kebutuhan tubuh, kerangka menyimpan mineral tersebut
atau mengirimkannya ke tubuh. Di samping itu semua, tulang belulang juga
memproduksi sel darah merah.
Sebuah contoh dari teknologi masa kini akan menolong menjelaskan hal
ini lebih jauh. Konstruksi bangunan yang besar dan tinggi menggunakan sistem
tangga-tangga. Unsur-unsur pendukung konstruksi dalam teknik ini tidak berstruktur
monolitis, tetapi terdiri atas palang yang malang melintang, membentuk tangga.
Melalui perhitungan rumit yang hanya dapat dilakukan komputer, kita dapat
membangun jembatan dan pabrik yang lebih kuat dan lebih murah.
Struktur-dalam tulang mirip dengan sistem tangga-tangga yang digunakan
pada konstruksi jembatan dan menara tersebut. Satu-satunya perbedaan yang
penting adalah bahwa sistem tulang lebih rumit dan lebih canggih daripada
rancangan manusia. Dengan sistem ini, tulang sangatlah kuat, tetapi cukup
ringan sehingga nyaman digunakan oleh manusia. Andai saja yang terjadi adalah
sebaliknya—andai bagian-dalam tulang itu keras dan penuh sebagaimana
bagian-luarnya—tulang akan terlalu berat untuk dibawa manusia dan akan mudah
pecah atau retak oleh hantaman ringan karena strukturnya keras dan kaku.
Rancangan tulang yang sempurna membantu kita menjalani kehidupan dengan
mudah. Bahkan kita melakukan pekerjaan yang sulit tanpa perlu merasa sakit.
Keistimewaan lain struktur tulang adalah kelenturannya pada beberapa bagian
tubuh. Misalnya, selain melindungi organ utama tubuh seperti jantung dan
paru-paru, tulang rusuk juga dapat mengembang dan mengempis agar udara dapat
bergerak keluar-masuk paru-paru.
Elastisitas tulang dapat berubah pada masa tertentu. Misalnya pada
wanita, tulang pinggul memanjang pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan
bergerak saling menjauh. Ini sangat penting, sebab dengan adanya pemanjangan
ini, saat dilahirkan, kepala bayi dapat keluar dari rahim ibu tanpa remuk.
Aspek-aspek keajaiban tulang tidak terbatas pada hal-hal di atas.
Selain kelenturan, daya tahan, dan keringanannya, tulang juga mampu memperbaiki
diri. Kalau ada tulang yang patah, manusia tinggal menjaga agar tulang ini
tidak bergerak, sementara tulang memperbaiki dirinya sendiri. Jelaslah bahwa
proses ini, seperti proses-proses lain dalam tubuh, merupakan proses yang
sangat kompleks dan melibatkan kerja sama antara jutaan sel.
Hal penting lain yang patut direnungkan adalah kemampuan gerak kerangka
tubuh. Pada setiap langkah, ruas-ruas tulang belakang yang menyusun tulang
punggung kita bergerak saling menimpa. Gerakan dan gesekan yang terus-menerus
antara ruas-ruas tulang ini semestinya menyebabkan aus pada tulang belakang.
Untuk mencegah hal ini, di antara ruas-ruas tulang belakang terdapat tulang
rawan yang berbentuk cakram, yang disebut “piringan sendi”. Piringan sendi ini
berfungsi sebagai peredam kejut. Pada setiap langkah, ada gaya yang dikenakan
tanah pada tubuh sebagai reaksi terhadap berat tubuh. Gaya ini tidak merusak tubuh
karena adanya peredam kejut ini, yang bentuk melengkungnya dapat
“mendistribusikan gaya”. Tanpa adanya kelenturan tulang belakang dan struktur
khusus yang mengurangi gaya reaksi tanah ini, gaya yang dikenakan tanah akan
langsung diteruskan ke tulang tengkorak dan ujung atas tulang belakang akan
menghancurkan tengkorak dan menembus otak.
Jejak-jejak penciptaan juga terlihat pada permukaan persendian. Sendi
tulang tidak perlu dilumasi meskipun bergerak terus-menerus sepanjang usia
manusia. Para ahli biologi melakukan penelitian untuk menemukan penyebabnya:
bagaimana gesekan pada persendian tersebut diatasi?
Para ilmuwan menemukan bahwa masalah ini terpecahkan oleh suatu sistem,
yang dapat dipandang sebagai “keajaiban penciptaan yang mutlak”. Permukaan sendi
yang terkena gesekan diselimuti oleh lapisan tulang rawan tipis yang berpori.
Di bawah lapisan ini terdapat zat pelumas. Ketika tulang menekan sendi, zat
pelumas ini menyembur melalui pori-pori tadi dan menyebabkan permukaan sendi
menjadi licin “seolah-olah berada di atas minyak”.
Semua ini menunjukkan bahwa tubuh manusia merupakan hasil perancangan
yang sempurna, dan penciptaan yang unggul. Perancangan sempurna ini membantu
manusia membuat beraneka ragam gerakan secara tangkas dan mudah.
Bayangkan saja andai segala sesuatu tidak begitu sempurna dan seluruh
kaki terbentuk dari satu tulang panjang. Tentulah kita akan sulit berjalan dan
tubuh kita akan canggung dan susah bergerak. Duduk pun akan sukar, dan tulang
kaki akan mudah patah karena mengalami gaya tekan selama pergerakannya. Namun
kenyataannya, kerangka tubuh manusia memiliki struktur yang memungkinkan segala
jenis gerakan tubuh.
Allah telah menciptakan, dan masih terus menciptakan semua keistimewaan
kerangka tubuh. Allah mengajak manusia, yang telah diciptakan-Nya, untuk
memikirkan hal ini: …Perhatikanlah
dengan saksama, bagaimana tulang-tulang Kami susun dan bagaimana Kami
menyelimutinya dengan daging…. (QS. Al-Baqarah, 2:259)
Manusia harus merenungkan hal ini, merasakan kekuasaan Allah yang telah
menciptakannya, serta bersyukur kepada-Nya. Jika tidak demikian, dia akan
sangat merugi. Allah, yang menciptakan tulang-tulang dan menyelimutinya dengan
daging, mampu mengulang penciptaannya. Ini dinyatakan dalam ayat:
Tidakkah manusia
melihat bagaimana Kami menciptakannya dari setetes mani, namun kemudian menjadi
penentang yang nyata! Mereka membuat perumpamaan tentang Kami dan melupakan
penciptaan dirinya sendiri, dan mengatakan, “Siapa yang akan menghidupkan
tulang-tulang ini jika mereka telah menjadi abu?” Katakanlah, “Tulang-tulang
itu akan dihidupkan kembali oleh Dia yang menciptakan-Nya pertama kali. Dia
Maha Mengetahui atas segala makhluk-Nya.”(QS. Yaasin, 36: 77-79)
0 komentar:
Posting Komentar